-dialog 'Anak' dalam naskah 'HOLOCAUST RISING'-
HOLOCAUST RISING POSTER |
Holocaust atau holokauston (Yunani) yang berarti "persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya" adalah genosida sistematis yang dilakukan nazi Jerman pada masa Perang Dunia II. Bangsa Yahudi, bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia, penganut agama Katolik Roma, orang cacat, homosekual, Saksi-saksi Yehua (Jehovah's Witnesses), komunis, suku Gipsi (Orang rom dan Sinti) dan lawan-lawan politik Nazi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam Holocaust. Genosida pembunuhan masal ciptaan Adolf Hitler ini dilaksanakan dengan tembakan langsung, penyiksaan, gas racun, dan pembakaran masal di Kamp konsentrasi. Total jumlah korban Holocaust Nazi bisa mencapai 9- 11 Juta Jiwa.
JUMLAH KEMATIAN YANG FANTASTIS!
Kita masih bisa mengingat peristiwa Hiroshima-Nagasaki, G30S-PKI, pengeboman di Bali, perang suku di Kalimantan,pembantaian di Tiananmen dan terakhir kasus kerusuhan di Tanjung Priok. Nampaknya kekerasan bisa terjadi dimana saja, bibit-bibit kekejaman bisa tumbuh dimana-mana. Agama sebagai benteng terakhir nampaknya juga tak terlalu kokoh untuk membendung arus kekejaman. Bukankah kita juga menyaksikan orang juga melakukan kekerasan atas nama agama?
Dalam Holocaust versi SAC - Saturday Acting Club Yogyakarta ini, pertanyaan-pertanyaan muncul dari banyak fenomena tentang ”bagaimana kehalusan perasaan-perasaan manusia saat ini ” ketika godaan-godaan hidup sangat beragam dan semakin menyingkirkan kita dari esensi manusia berperasaan halus.
Berita-berita pembunuhan, kematian, pemerkosaan, penyiksaan yang menghambur ketelinga kita tiap hari mungkin justru membuat kita jadi kebal. Meningkatnya kepadatan hidup perkotaan setiap hari juga merupakan faktor pemicu ketegaan penyebab tindak kekerasan terjadi.
Lalu bagaimana anak-anak dengan dunia yang disaksikannya, mungkinkah mereka punya rasa tega yang lebih besar atas apa yang setiap hari ditontonnya di layar TV?! mungkinkah tindak kekerasan terjadi di ruang keluarga kita ?!
Rasanya tetap saja harus ada yang berjuang untuk mengingatkan kembali rasa belas kasih untuk meningkatkan kehalusan manusia kita yang didengungkan sebagai mahluk paling beradab.
mari, kita kembali ke esensi dari 'manusia', makhluk yang paling tinggi derajatnya dari semua makhluk hidup di bumi.
BalasHapusjangan lagi asah pedang, namun kita asah sisi manusiawi dan keberadaban kita.
Betul ya.. Semakin strees kalo dengar berita kekerasan mengatasnamakan agama. :(
BalasHapusLullaby Happy Happy
BalasHapusoleh Rossa Rosadi
Anak-anak hastina menebar jala di lingkar peradaban
Bergegas menjerat bahagia yang melesat mencari rumahnya
Tidakkah para satria menarik busur dalam perang?
Wahyu dan hunusan pedang berlomba memenangkan kebenaran
Para Kurawa melapis zirah dengan mimpi gemilang
Memeras naluri perang untuk membunuh mimpi sendiri
tak ada boneka
tak ada tembang asmara
panji-panji dilukis dengan air mata memenangkan kehampaan
Kehangatan menekuk lututnya merundukkan kepala dari perih
Keindahan dongengan menyembunyikan kengerian sejati
Seperti anak-anak keong mengganti kepompong
Kurawa dan Hastina menurunkan tetenger
Selalu mencari yang lebih besar dari hidupnya sendiri
Para Mpu bersedekah baju putih dibawah bongkahan prasasti
Untuk mencatat syair lullaby
Zaman ksatria sunyi dan teka-teki
Batu-batu tua terbungkus kain mori
Dibaca anak-anak pemulung
untuk tebakan judi
Tak usah heran
happy-happy cuma di TV
jogja 04-09-09
tantangan terbesar dalam diri yaitu mengenali bagaimana pribadimu sendri. atau kamu akan terbunuh oleh dirimu sendiri
BalasHapus